TUGAS 4 SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI
NAMA : SITI
HASANAH
NPM : 1A514355
KELAS : 4PA12
1.
ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI)
A.
AI
dan Sistem Pakar (ELIZA, Parry, dan Net Talk)
Kecerdasan
buatan atau artificial intelligence adalah salah satu bagian ilmu komputer yang
membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang
dilakukan oleh manusia. Kecerdasan buatan juga merupakan suatu sistem informasi
yang berhubungan dengan penangkapan, pemodelan dan penyimpanan kecerdasan
manusia dalam sebuah sistem teknologi informasi sehingga sistem tersebut
memiliki kecerdasan seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dikembangkan
untuk mengembangkan metode dan sistem untuk menyelesaikan masalah, biasanya
diselesaikan melalui aktifivitas intelektual manusia, misal pengolahan citra,
perencanaan, peramalan dan lain-lain, meningkatkan kinerja sistem informasi
yang berbasis komputer.
Sedangkan
sistem pakar adalah program komputer yang berusaha untuk mewakili pengetahuan
keahlian manusia dalam bentuk heuristik. Heuristik adalah aturan yang menjadi
patokan atau aturan untuk menebak dengan baik. Sistem pakar dirancang oleh
spesialis informasi (yang seringkali) disebut insinyur pengetahuan (Knowledge
Engineer) yang memiliki keahlian khusus dalam bidang kecerdasan buatan.
Insinyur pengetahuan amat ahli dalam mendapatkan ilmu dari seorang ahli. Sistem
pakar juga berarti sebuah aplikasi komputer yang menjalankan sebuah task yang
awal mulanya dilakukan oleh seorang pakar. Contohnya sistem pakar yang dapat
mendiagnosa penyakit, membuat ramalan finansial, menjadwal rute untuk kendaraan
layanan antar, dan lain-lain. Beberapa sistem pakar ada yang dirancang untk
menggantikan manusia melaksanakan tugasnya, sementara ada pula yang untuk
membantu.
Eliza,
Parry dan Nettalk adalah beberapa contoh dari chatterbot. Chatterbot merupakan
sebuah program komputer yang dirancang untuk menstimulasi percakapan
intelektual dengan satu atau lebih manusia secara audio maupun teks. Chatterbot
dikategorikan sebagai kecerdasan buatan atau artificial intelligence, yang
dimanfaatkan untuk tujuan praktis seperti bantuan online, layanan personal,
atau diskusi informasi, dalam hal ini dapat dilihat fungsi program sebagai
suatu jenis agen percakapan (conversational agent)
1) ELIZA
Program yang
dipublikasikan oleh Joseph Weizenbaum pada tahun 1966, yang dapat mengelabui
pengguna hingga mempercayai bahwa mereka sedang bercakap-cakap dengan manusia
nyata. Tujuan dari pembuatan program ini adalah untuk meniru pembicaraan antara
seorang psikolog dan pasiennya, dalam hal ini, ELIZA berperan sebagai
psikoterapis dan memberikan saran dan nasihat tentang masalah penggunanya.
Kunci metode operasional ELIZA melibatkan rekognisi dari isyarat kata-kata atau
kalimat input, dan output berupa tanggapan yang telah dipersiapkan atau
diprogram, yang dapat meneruskan percakapan dengan suatu cara sehingga tampak
bermakna.
2) PARRY
Parry dibuat pada tahun
1972 oleh psikiatris Kenneth Colby ketika di Universitas Stanford. Parry
bertujuan untuk merefleksikan pikiran pasien dengan mental paranoid yang
serius. Program ini menjalankan model mentahan dari prilaku schizophren
paranoid berdasarkan konsep, konseptualisasi dan kepercayaan (penilaian tentang
konseptualisasi: penerimaan, penolakan, dan netral). Ini juga menggunakan
strategi percakapan, lebih serius dan merupakan program lanjutan dari ELIZA.
3) NETTALK
Connectionism adalah
gerakan dalam ilmu kognitif yang berharap untuk menjelaskan kemampuan
intelektual manusia menggunakan jaringan syaraf tiruan (juga dikenal sebagai
jaringan syaraf atau jaring syaraf). Jaringan syaraf disederhanakan model otak
terdiri dari sejumlah besar unit (young analog neuron) bersama-sama dengan
bobot yang mengukur kekuatan hubungan antara unit. Model ini berat efek dari
sinaps yang menghubungkan satu neuron yang lain. Percobaan pada model semacam
ini telah menunjukkan kemampuan untuk mempelajari keterampilan seperti
pengenalan wajah, membaca, dan deteksi struktur gramatikal sederhana. Connectionists
telah membuat kemajuan yang signifikan dalam menunjukkan kekuatan jaringan
saraf untuk menguasai tugas-tugas kognitif. Berikut adalah tiga percobaan
terkenal yang telah mendorong connectionists untuk percaya bahwa JST model yang
baik dari kecerdasan manusia. Salah satu yang paling menarik dari upaya
tersebut adalah kerja 1987 Sejnowski dan Rosenberg di jaring yang dapat membaca
teks bahasa Inggris disebut NETtalk. Pelatihan ditetapkan untuk NETtalk adalah
basis data yang besar terdiri dari teks bahasa Inggris ditambah dengan output
yang sesuai fonetik-nya, yang ditulis dalam kode yang cocok untuk digunakan
dengan synthesizer pidato. Tape kinerja NETtalk di berbagai tahap pelatihan
mendengarkan sangat menarik. Pada awalnya output random noise. Kemudian, bersih
suara seperti itu mengoceh, dan kemudian masih seolah-olah itu adalah berbahasa
Inggris double-talk (pidato yang dibentuk dari suara yang menyerupai kata dalam
bahasa Inggris). Pada akhir pelatihan, NETtalk melakukan pekerjaan yang cukup
baik mengucapkan teks diberikan. Selain itu, kemampuan ini generalizes cukup
baik untuk teks yang tidak disajikan pada training set.
B.
Penggunaan
AI sebagai expert system yang dapat
digunakan untuk mendukung system
pengambilan keputusan (diagnosa)
Sistem pakar merupakan cabang dari kecerdasan buatan,
yaitu dengan menyimpan kepakaran dari pakar manusia ke dalam komputer dan
meyimpan pengetahuan di dalam komputer sehingga memungkinkan user dapat
berkonsultasi layaknya dengan pakar manusia. Program konsultasi tersebut
mencoba untuk menirukan proses penalaran seorang pakar dalam memecahkan masalah
yang rumit. Sistem pakar disebut juga sebagai aplikasi atau sistem kecerdasan
buatan yang banyak dikembangkan dan paling banyak digunakan. Di dalam
kecerdasan buatan terdapat dua bagian utama yang dibutuhkan yaitu Knowledge
Base dan Inference Engine. Lingkup utama dalam kecerdasan buatan salah satunya
adalah sistem pakar. Di dalam sistem pakar sendiri terdapat tiga bagian utama,
yaitu Knowledge Base dan Working Memory yang diolah dalam Inference Engine
sehingga menghasilkan suatu pemecahan atas suatu masalah.
2.
SISTEM
INFORMASI PSIKOLOGI
A.
Desain
Sistem Informasi Psikologi
Desain
sistem informasi psikologi merupakan suatu pola rancangan kreatif yang
mempunyai sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi penggunanya. Ada juga yang menyebutkan sebuah sistem terintegrasi atau
sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi,
manajemen dalam suatu organisasi. Secara umum, bisa disimpulkan bahwa sistem
informasi psikologi adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mendapatkan
informasi-informasi yang berhubungan dengan psikologis. Contohnya adalah
pengaplikasian SIP dalam kehidupan yaitu penggunaan teknologi dalam pengambilan
data tes psikologi, dalam hal ini umumnya komputer (komputerisasi alat tes
psikologi).
Dalam
contoh kasus desain sistem informasi psikologi ini, saya mengambil contoh
pengaplikasian dalam tes Tip of the tongue dalam psikologi kognitif yang
menggunakan media komputer atau komputerisasi. Menurut Carnegie Mellon
Departemen Psikologi, studi psikologi kognitif meliputi persepsi, belajar,
bahasa, memori, pemecahan masalah dan penalaran. Kognitif neuroscience adalah
fokus pada hubungan antara fungsi psikologis dan mekanisme saraf. Definisi Tip
Of The Tongue dalam percobaan ini adalah Menurut Solso, Maclin dan Maclin
(2007), tip of the tongue phenomenon (fenomena diujung lidah) adalah perasaan
subjektif bahwa informasi sudah ada dalam ingatan, namun diiringi
ketidakmampuan mengingat informasi tersebut. Tujuan dibuatnya alat tes Tip Of
The Tongue ini untuk memperhatikan dan mengingat gambar serta informasi,
setelah itu mengisi jawaban yang telah diingat berupa menjawab nama gambar atau
mengisi informasi yang sudah tersedia pada media komputer. tes ini dilakukan
untuk mengetahui apakah subjek memiliki tip of the tongue atau tidak dalam
memahami penyebab terjadi fenomena tersebut. Para psikolog yang mempelajari
khusus ini mengandalkan komputer untuk menentukan dengan tepat mekanisme yang
mendasari proses kognitif pasien. Psikolog menguji sirkuit neural, modul otak
dan respon saraf melalui aplikasi imaging yang terlihat melalui komputer untuk
memahami kemampuan kognitif pasien berfungsi.
B.
Menggunakan
komputer sebagai alat bantu pengolahan informasi
Dengan berkembangnya
teknologi saat ini banyak alat tes yang dirancang dengan menggunakan media
komputer karena dengan adanya alat tes yang digunakan melalui media komputer
ini dapat memudahkan para pengguna atau user dalam melakukan tes dan dapat
memberikan efisiensi waktu karena hasil tes dapat dilihat langsung. ilmu
psikologi juga berkembang berkat adanya perkembangan yang sangat pesat dari
ilmu komputer itu sendiri. Contoh lainnya yang termasuk kedalam aplikasi sistem
informasi dalam bidang psikologi saya mengambil contoh dalam tes psikologi
kognitif melalui media komputerisasi dalam melihat tip of the tongue seseorang.
berikut ini tampilan dalam tes tip of the tongue :
1)
Pertama penguji memasukan npm, kelas, nama
agar data penguji dapat tersimpan datanya, setelah masuk kedalam pengaplikasian
yang telah ada, di mana muncul berupa gambar-gambar dan informasi berupa gambar
tersebut. kita sebagai subjek diminta untuk mengingat dan memperhatikan berupa
gambar dan informasi tersebut. Pada tampilan tes ini ada 10 gambar yang akan
ditampilkan berikut dengan informasi dari gambar tersebut pada halaman
pengujian. setelah itu pada halaman berikutnya anda diharuskan untuk memilih
nama yang tepat untuk setiap gambar yang muncul sesuai dengan ingatan anda,
terdapat 20 pertanyaan yang harus dijawab oleh subjek.
2)
Pada halaman pengujian selanjutnya subjek
diharuskan memilih nama yang tepat dari 4 pilihan jawaban yang ada.setelah
semua pengujian dilakukan maka hasil dari tes tersebut muncul output nya berupa
score yang dapat mengetahui apakah seseorang memiliki tip of the tongue atau
tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Mc.Leod.,
R. & Schell. G., P. (2008). Sistem
informasi manajemen (ed 10). Jakarta: Salemba Empat
Kusrini. (2006). Sistem pakar, teori dan aplikasi.
Yogyakarta: Andi
Putu, A., E., P.
(2014). Sistem informasi dan
implementasinya. Bandung: Informatika
Gaol, C., J., L.
(2008). Sistem Informasi Manajemen.
Jakarta: Grasindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar